[BACKTOPC] Dari MacBook Air ke Thinkpad

Akhirnya saya jual juga Macbook Air 11 inch yang saya beli sekitar pertengahan 2016 lalu. Teman – teman mempertanyakan kenapa saya menjual laptop yang dibanggakan banyak orang tersebut. Jawabanya adalah saya kecewa. Saya kecewa dengan berbagai keterbatasan yang ada didalamnya, kecuali baterainya yang tahan lama. Sebenarnya saya sudah lama ingin berganti ke laptop lain, namun belum menemukan laptop yang seukuran ini yang mampu bertahan selama 9 jam. Kekecewaan saya selanjutnya karena minimnya konektor yang disediakan oleh Macbook Air ini. Ya memang karena dikuranginya banyak konektor, membuat laptop ini menjadi tipis dan terkesan modern. Tapi untuk apa? Saya lebih membutuhkan fiturnya daripada sekedar ramping. Masih ada satu kekurangan yang ada di laptop ini, yaitu komponenya nggak upgradeable, terutama untuk RAM yang terbatas di 4GB, yang membuat sangat menderita ketika compiling aplikasi android. Kelebihan yang saya butuhkan sebenarnya tentang baterai yang tahan lama dan untuk developing aplikasi iOS yang memang membutuhkan XCode yang ada di OSX.

Beberapa waktu lalu saya melihat – lihat review tentang Lenovo Thinkpad X250 yang digadang – gadang sebagai laptop bisnis dengan daya tahan baterai lama. Baterainya juga dapat diganti dengan baterai dengan cell yang lebih besar. Bawaan laptopnya sendiri memiliki baterai internal 3-cell dengan tambahan baterai external 3-cell yang dapat dicopot dan diganti dengan baterai 6-cell. Dengan menggunakan baterai external 3-cell anda mendapatkan total waktu 9 jam dengan pemakaian normal, buat ketik – ketik dan semacamnya. Jika anda membeli baterai 6-cell anda akan mendapatkan waktu 21 jam dan 10 jam untuk heavy load menurut review yang saya baca, karena saya juga belum pernah coba 😛 Seri Thinkpad memang sudah saya percaya bagus, karena dulunya merupakan produk IBM yang diteruskan produksinya oleh Lenovo dan terkenal dengan desain dan produk test dengan standar militer.

Setelah pergulatan batin yang panjang, akhirnya saya jual MacBook saya yang waktu beli dengan harga yang relatif sama dengan waktu saya beli. Saya akui memang harga MacBook memang relatif seret turunnya. Saya membeli Thinkpad x260 yang harganya tidak terlampau jauh dengan x250 dengan harga yang lebih murah daripada MacBook saya. Dengan harga yang lebih murah, saya mendapatkan Core i5 Skylake, RAM 16 GB dan SSD 256 GB, lumayan kan ? Kenapa nggak i7 sekalian? Kebetulan i5 dan i7 seri ini tidak terlampau jauh perbedaanya, jadi saya pilih i5 saja yang lebih murah. Sayangnya support untuk clock RAM pada komputer ini terbatas pada 2133 saja, jadi RAM saya terkunci pada clock tersebut, yang harusnya bisa lebih tinggi.

Overall saya puas, Thinkpad x260, Core i5 Skylake, RAM 16, SSD 256GB, Linux Mint

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *